Engkau Sapa
Aku dengan Lembut Cara-Mu.
Pukul 17.00, saya keluar dari kost. Semua
perlengkapan sudah masuk ke dalam tas dan seperti biasa dengan Si Merah yang
selalu menemaniku kemana pun aku pergi. Kulihat sang mentari , ya mentari
menyinari tanpa henti dan tanpa pamrih Dan aku mulai berpikir akan satu hal.
Apakah ini yang namanya hakikat hidup ? Hakikat kita diciptakan di bumi ini
untuk saling bahu-membahu mengejar mimpi. Kulirik sang surya lagi yang mulai
beranjak menghilang dan perlahan kegelapan itu digantikan lampu. Dalam hatiku
berkata ini berrati aku bagian dari mereka yang sedang mengejar mimpi.
Sepanjang perjalanan sempat terlintas juga kata “SEANDAINYA”, wah tidak beres
ini di tengah ramainya lalu lalang kendaraan di arah Gombel-Ungaran, aku sempat berandai-andai…ya seandainya tapi seandainya
ini justru membuatku sedikit gundah. Seandainya di menjelang Magrib seperti ini
aku tak perlu keluar kost, berdiam diri kost pasti tidak akan menjumpai
kemacetan dan lain-lain. Hmmm…luruskan niat Kara, aku coba menahan kegundahan
itu. Inget pesen orang-orang yang kamu sayangi…”jangan menjadi seseorang yang
lemah, percayalah itu semua akan menguatkanmu, bersabarlah”. Efek kata2 itu
membuatku mulai memacu Si Merah cukup kencang lagi…, tiba di depan Masjid Diponegoro
Tembalang, ternyata belum ada kumandang Adzan Magrib, kuputuskan untuk
melanjutkan perjalanan lagi.
***
Hari mulai gelap, waktu menunjukkan
pukul 17.45 dan gema Adzan telah terdengar. Alhamdulillah, terima kasih Ya
Alloh, Engkau masih mengijinkan aku mendengar suara-suara penyeru AsmaMu.
Sampailah aku pada RumahMu Ya Alloh. Izinkan hambamu yang lemah dan berlumur
dosa ini mendekat kepadaMu. Seorang hamba yang berharap Ridho-Mu Ya Rohman, Ya
Rohim. Bergegas menuju tempat membasuh muka dan rukun-rukun yang lainnya
setelah itu aku masuk ke dalam. Kemudian datang warga sekitar tidak aku kenal satu pun, untuk bersama-sama menunaikan
kewajiban.
***
Berlanjut dengan
perjalanan lagi yang kurang lebih masih kurang lebih 1,5 Km. Sambil menyusuri
jalan aku berpikir, Ya Alloh betapa lembut Engkau sapa aku untuk kembali PadaMU,
aku berpikir kemana saja aku selama ini sehingga aku hanya bisa berjamaah
menghadap kepadaMu di saat perjalanan, di sekolah dan waktu-waktu yang justru sempit,
“kenapa waktuku luang justru aku tidak berkunjung ke Rumah-rumahMu padahal tak
perlu perjalanan panjang seperti saat-saat seperti ini, cukup berjalan beberapa
langkah saja dari kostmu kenapa tak kau kunjungi? Kenapa? Kemana saja aku
diwaktu-waktu itu?”. Apakah harus menunggu seperti perempuan paruh baya tadi
baru aku sadar untuk senantiasa berkunjung ke rumahMU Ya Alloh? Hati
tercabik-cabik pertanyaan itu.
Ya Alloh, Engkau benar Dzat yang Maha Penyayang…
Engkau sapa aku dengan lembut caraMu,
Kasih sayangMu begitu dahsyat,
Tidak pernah sedikitpun menaruh dendam kepadaku,
Engkau buat aku sadar,
Engkau buat aku tau tanpa Engkau menggurui hambaMu,
Engkau tak pernah meninggalkanku walau dalam keadaan yang paling
berat sekali pun, KekuasaanMu sungguh Mutlak, jangan biarkan hambaMu ini
berburuk sangka padaMu,
Ya Alloh Ya Rohman Ya Rohim…sayangi selalu aku yang lemah ini…
Dekatkanlah aku selalu dengan-Mu…jika aku terlupa kepada-Mu,
Engkau jangan bosan memanggilku …panggilan-Mu selalu kurindukan…
Ya Alloh sepertinya jiwa dan raga ini sudah lelah
meninggalkan-Mu…jiwa dan raga ini ingin kembali kepada-Mu…ingin kembali kepada
pemiliknya…karena kami semua sesungguh-Nya adalah milik-Mu…
Ya Alloh mudahkanlah jalanku untuk kembali kepada-Mu…
Ya Alloh jadikan Engkau tujuan hidupku…(Aamin)