Selasa, 22 Mei 2012


Engkau Sapa Aku dengan Lembut Cara-Mu.
            Pukul 17.00, saya keluar dari kost. Semua perlengkapan sudah masuk ke dalam tas dan seperti biasa dengan Si Merah yang selalu menemaniku kemana pun aku pergi. Kulihat sang mentari , ya mentari menyinari tanpa henti dan tanpa pamrih Dan aku mulai berpikir akan satu hal. Apakah ini yang namanya hakikat hidup ? Hakikat kita diciptakan di bumi ini untuk saling bahu-membahu mengejar mimpi. Kulirik sang surya lagi yang mulai beranjak menghilang dan perlahan kegelapan itu digantikan lampu. Dalam hatiku berkata ini berrati aku bagian dari mereka yang sedang mengejar mimpi. Sepanjang perjalanan sempat terlintas juga kata “SEANDAINYA”, wah tidak beres ini di tengah ramainya lalu lalang kendaraan di arah Gombel-Ungaran, aku sempat  berandai-andai…ya seandainya tapi seandainya ini justru membuatku sedikit gundah. Seandainya di menjelang Magrib seperti ini aku tak perlu keluar kost, berdiam diri kost pasti tidak akan menjumpai kemacetan dan lain-lain. Hmmm…luruskan niat Kara, aku coba menahan kegundahan itu. Inget pesen orang-orang yang kamu sayangi…”jangan menjadi seseorang yang lemah, percayalah itu semua akan menguatkanmu, bersabarlah”. Efek kata2 itu membuatku mulai memacu Si Merah cukup kencang lagi…, tiba di depan Masjid Diponegoro Tembalang, ternyata belum ada kumandang Adzan Magrib, kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi.
***
            Hari mulai gelap, waktu menunjukkan pukul 17.45 dan gema Adzan telah terdengar. Alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh, Engkau masih mengijinkan aku mendengar suara-suara penyeru AsmaMu. Sampailah aku pada RumahMu Ya Alloh. Izinkan hambamu yang lemah dan berlumur dosa ini mendekat kepadaMu. Seorang hamba yang berharap Ridho-Mu Ya Rohman, Ya Rohim. Bergegas menuju tempat membasuh muka dan rukun-rukun yang lainnya setelah itu aku masuk ke dalam. Kemudian datang warga sekitar  tidak aku kenal  satu pun, untuk bersama-sama menunaikan kewajiban.
***
            Berlanjut dengan perjalanan lagi yang kurang lebih masih kurang lebih 1,5 Km. Sambil menyusuri jalan aku berpikir, Ya Alloh betapa lembut Engkau sapa aku untuk kembali PadaMU, aku berpikir kemana saja aku selama ini sehingga aku hanya bisa berjamaah menghadap kepadaMu di saat perjalanan, di sekolah dan waktu-waktu yang justru sempit, “kenapa waktuku luang justru aku tidak berkunjung ke Rumah-rumahMu padahal tak perlu perjalanan panjang seperti saat-saat seperti ini, cukup berjalan beberapa langkah saja dari kostmu kenapa tak kau kunjungi? Kenapa? Kemana saja aku diwaktu-waktu itu?”. Apakah harus menunggu seperti perempuan paruh baya tadi baru aku sadar untuk senantiasa berkunjung ke rumahMU Ya Alloh? Hati tercabik-cabik pertanyaan itu.
Ya Alloh, Engkau benar Dzat yang Maha Penyayang…
Engkau sapa aku dengan lembut caraMu,
Kasih sayangMu begitu dahsyat,
Tidak pernah sedikitpun menaruh dendam kepadaku,
Engkau buat aku sadar,
Engkau buat aku tau tanpa Engkau menggurui hambaMu,
Engkau tak pernah meninggalkanku walau dalam keadaan yang paling berat sekali pun, KekuasaanMu sungguh Mutlak, jangan biarkan hambaMu ini berburuk sangka padaMu,
Ya Alloh Ya Rohman Ya Rohim…sayangi selalu aku yang lemah ini…
Dekatkanlah aku selalu dengan-Mu…jika aku terlupa kepada-Mu, Engkau jangan bosan memanggilku …panggilan-Mu selalu kurindukan…
Ya Alloh sepertinya jiwa dan raga ini sudah lelah meninggalkan-Mu…jiwa dan raga ini ingin kembali kepada-Mu…ingin kembali kepada pemiliknya…karena kami semua sesungguh-Nya adalah milik-Mu…
Ya Alloh mudahkanlah jalanku untuk kembali kepada-Mu…
Ya Alloh jadikan Engkau tujuan hidupku…(Aamin)

Minggu, 22 Mei 2011

Ketika,,,

Ketika…
Ketika diam aku pun bertanya…
Tanya akan maksud canda dan tawa…
***
Entah mengapa  seolah tak ingin menjawabnya
Terasa salah saat menjawabya…
Tapi terasa lebih bersalah jika hanya terdiam dan tak ingin tau sebenarnya apa…
Ku rasa sudah saling dewasa untuk mengambil semua makna…